PEMELIHARAAN
A. Pemeliharaan kalkun
kecil (umur 2 bulan)
Sebagai langkah awal pemeliharaan,
kita sebaiknya membeli bibit kalkun yang
berumur dua bulan. Di tangan pemula, bibit berumur dua bulan ini tidak
merepotkan. Lain dengan kalkun umur sehari sampai satu bulan yang masih perlu
penanganan khusus. Jika kita ingin membeli kalkun kecil berumur dua bulan,
perhatikan beberapa hal seperti: kalkun mempunyai penampilan yang sehat, gesit,
normal tidak cacat, kotoran kalkun berbentuk kering, tidak encer, tidak
berwarna putih atau hijau, tidak terdapat luka dan sudah divaksin.
Kalkun berumur dua
bulan dipelihara dalam kandang boks berkaki. Sebagai penerangan gunakan lampu bohlam.
Untuk menjaga dari angin, setiap malam kandang kita tutup dengan plastik.
Plastik ini bisa plastik bekas atau baru, karena fungsinya sama saja. Setiap
malam, kalkun kecil ini harus kita lihat, apakah sudah cukup hangat. Jika
kalkun masih terlihat berkerumun didekat lampu, berarti kita harus tambahkan
lagi lampunya.
Setiap hari, kandang
kalkun kita keluarkan bersama isinya, untuk dijemur. Penjemuran ini berfungsi
agar kalkun lebih sehat. Waktu yang tepat untuk penjemuran ini antara jam 8-10
pagi. Saat kandang dijemur, bersihkan ruangan dari kotoran kalkun. Kotoran
kalkun dari kandang ditumpuk dalam lokasi tersendiri. Sebagai makanannya,
kalkun kecil ini kita beri ransum yang bahannya terdiri dari:
bekatul
halus :1 kilogram
sayuran :1,5 kilogram
konsentrat
BR1 :1 kilogram
Bahan-bahan ini kita campur dengan air
hangat sampai membentuk adonan yang tidak terlampau lembek. Ransum tersebut
cukup untuk satu kali makan untuk sekitar 50 ekor kalkun.
Untuk minumnya, kita
sediakan air matang yang ditaruh dalam tempat minum yang bisa kita peroleh di
toko-toko peternakan. Kalkun yang kita pelihara sebaiknya tidak dibiarkan minum
air hujan karena akan gampang sakit.
A. Pemeliharaan kalkun
dewasa (4 bulan keatas)
Setelah berumur 4
bulan, kalkun bisa mulai diumbar. Pada umur tersebut kalkun sudah lebih tahan
terhadap cuaca dan kemungkinan terserang penyakit. Jika masih tersedia kandang
boks, kalkun bisa dimasukkan kandang lagi saat sore harinya. Jika tidak, harus disediakan kandang khusus yang aman
dari gangguan saat malam hari.
Makanan untuk kalkun
muda ini sedikit berbeda jenis dan dosisnya. Untuk 60 ekor yang terdiri dari 50
betina dan 10 jantan, dalam satu kali makan kita harus menyediakan makanan yang
terdiri dari:
bekatul
:5 kilogram,
BR1
:3 kilogram,
sayur
:4 kilogram,
Makanan kalkun muda ini kita taruh dalam baskom plastik atau wadah
seadanya. Biasanya, kalkun-kalkun ini akan makan bersama-sama dan tidak
berebut. Jika ada seekor kalkun yang nakal saat makan, segera pisahkan dan beri
makan dalam wadah tersendiri. Kalkun muda berumur tiga bulan ini saat siang
hari kita berikan sayuran sebagai camilan. Sayuran yang biasa dikonsumsi adalah
daun papaya, daun pisang dan sayuran lainnya.
B. Pemeliharaan kalkun
dewasa.
Setelah berusia 6 bulan
kalkun bisa disebut kalkun dewasa. Kalkun usia dewasa ini tidak hanya
dipelihara dalam kandang boks terus tetapi harus diumbar. Makanan yang
diberikan pada kalkun dewasa tidak berbeda dengan kalkun muda. Hanya saja untuk
nasi aking dan katul perlu ditambah. Jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.
Saat kalkun menjadi
dewasa, biasanya akan sering terjadi pertarungan antar pejantan. Selain berebut
pasangan, pertarungan ini juga terjadi saat berebut makanan. Untuk
antisipasinya, kalkun yang nakal perlu kita kurung dalam kandang tersendiri.
Setelah beberapa kali
bertelur, betina-betina yang dalam keadaan istirahat dan mbrodol juga perlu kita kelompokkan. Saat mbrodol, bulu-bulu kalkun akan rontok. Setelah bulu kembali pulih,
kalkun siap untuk kembali kawin.
A. Pemeriksaan berkala bobot
kalkun
Kalkun yang sehat ditandai dengan nafsu
makannya yang baik, kotorannya berwarna normal dan gerak-geriknya yang gesit.
Selain itu, kalkun sehat juga dilihat dari bobotnya yang normal jika ditimbang.
Bobot yang dimaksud disini adalah berat hidup kalkun per usia.
Tentu saja bobot kalkun berhubungan erat
dengan konsumsi dan gizinya. Mengirit pakan membuat kalkun tidak bisa gemuk.
Terlalu banyak pakan juga menyebabkan pengeluaran kita boros. Untuk itu kita
perlu mengetahui berapa standar asupan
pakan tiap harinya.
A. Sexing/menentukan jenis
kelamin
Sexing pada kalkun
dilakukan agar kita gampang mengelompokkan menurut jenis. Jika pada unggas lain
sexing dilakukan dengan mengamati kloaka, maka pada kalkun lain lagi. Pada
kalkun jantan ada semacam benjolan di leher. Para peternak biasa menamai
benjolan ini dengan nama puser atau pusar.
Pusar ini berupa tonjolan yang kelak akan ditumbuhi rambut. Jika
terdapat tonjolan, dapat dipastikan kalkun tersebut adalah kalkun jantan.
Pada kalkun jantan, gelambir
bagian bawah lebih lebar dan terdapat benjolan yang lebih besar-besar. Yang
terakhir, tonjolan pial diatas paruh pada kalkun jantan usia tiga bulan lebih
panjang dan bisa ditarik.
Untuk pemula, sexing
lebih mudah dilakukan pada usia tiga bulan. Kurang dari usia tersebut
diperlukan kecermatan karena tanda-tanda diatas masih belum jelas terlihat.
Untuk peternak yang berpengalaman, menentukan jenis kelamin kalkun bisa
dilakukan mulai kalkun berumur kurang dari satu minggu.
Di pasaran, beberapa
pedagang nakal sering memotong pial bagian atas agar terlihat seperti kalkun
betina. Cara-cara ini jelas tidak dianjurkan. Untuk itu kita harus
berhati-hati. Sebisa mungkin jangan membeli kalkun di pasar jika kita belum
berpengalaman. Kalkun dari pasar juga tidak jelas asal-usul dan kesehatannya.
Bisa saja kalkun yang kita beli membawa bibit penyakit sesampainya dirumah.
Setelah dilakukan
sexing, kita harus mengatur perbandingan jantan dan betina. Perlu diketahui
bahwa kalkun bisa bertelur walaupun tidak dikawini oleh pejantan. Telur yang fertile ini jika menetas akan
menghasilkan anak kalkun yang kurang sehat dan biasanya berjenis kelamin
jantan. Untuk itu kita harus menyediakan
pejantan dalam jumlah yang cukup. Idealnya, untuk empat atau lima ekor betina,
kita gunakan satu pejantan.
B. Perkawinan
Saat berusia enam
bulan, kalkun sudah cukup umur dan siap untuk dikawinkan. Kalkun bisa melakukan
perkawinan secara alami maupun dibantu. Kalkun jantan yang siap kawin ditandai
dengan ciri-ciri selalu mengejar-ngejar betina dan kerap bertarung dengan
pejantan lain. Kalkun yang terlalu galak dan kerap bertarung perlu dipisah
dalam kandang tersendiri.
Pada pasangan kalkun
yang besarnya sama, perkawinan tidak sulit dilakukan. Walaupun begitu, saat
perkawinan kita harus turut mengamati apakah terjadi ketidak-wajaran. Jika sudah
selesai, kalkun betina dapat kita beri tanda pita di kakinya. Demikian
seterusnya sampai semua betina sudah dikawini oleh pejantan. Dengan tanda pita
tersebut kita bisa tahu jika kalkun bertelur, maka telurnya adalah telur yang
bisa menetas. Lain dengan telur yang dihasilkan tanpa perkawinan.
Kadang-kadang, kita
mempunyai pejantan bertubuh besar yang ingin kita kawinkan dengan betina muda.
Perbedaan tubuh ini merupakan masalah dalam perkawinan. Kalkun jantan bertubuh
besar akan menindih sambil mencengkeram betina dengan jari-jarinya yang tajam.
Jika ini terjadi, biasanya betina akan kewalahan dan bulu-bulunya rusak. Untuk
itu, perkawinan harus dibantu secara manual. Caranya, kita memegangi betina dan
mengamankan tubuhnya dari cengkeraman cakar pejantan. Setelah selesai, pejantan
bertubuh besar ini kita pisahkan agar tidak berkelahi atau kawin diluar
pengawasan kita.
Salah satu aktivitas
kalkun betina yang sering disalah-artikan adalah saat kalkun berjemur. Saat
berjemur ini kalkun akan tiduran dengan posisi sayap terbuka (kekipu). Aktivitas ini kadang diartikan
sebagai tanda bahwa kalkun birahi, padahal tidak. Jika kalkun belum siap kawin
kemudian dikawinkan, akan mengakibatkan beberapa hal seperti:
-Telurnya sedikit dan ada yang bentuknya
abnormal
-Daya tetasnya rendah
-DOT-nya lemah
-Induk gampang sakit bahkan mati saat
mengeram
A. Pengeraman.
Untuk pengeraman,
kalkun dibuatkan kandang khusus yang berbentuk boks. Jika kalkun yang mengeram
banyak, maka kandang dibuat berderet-deret untuk memudahkan pengawasan dan
menghemat tempat. Kandang ini bisa dibuat dari kayu, bambu ataupun tripleks.
Sebagai alasnya, kita bisa memberikan kain-kain bekas atau merang kering.
Kalkun ini mempunyai masa mengeram selama 28 hari. Untuk memacu produksi, telur
kalkun ini bisa kita ambil dan ditetaskan dalam mesin. Setelah beristirahat
selama dua minggu setelah bertelur, kalkun bisa kembali dikawinkan.
Sebelum kembali kawin,
kalkun betina harus kita karantina dalam kandang tersendiri selama 2 minggu.
Kalkun yang telurnya
selalu diambil untuk ditetaskan, akan kehilangan naluri mengeram. Jika sudah
demikian, selama hidupnya kalkun tidak akan pernah mengeram. Di satu sisi, hal
ini bagus untuk produktivitas. Tapi banyak peternak yang merasa kasihan dengan
kalkun seperti ini. Untuk pencegahannya, kalkun juga harus diberi kesempatan
mengeram. Jika dalam dua atau tiga periode bertelur pengeramannya dilakukan
dengan mesin, maka selanjutnya diselingi dengan satu kali mengeram.
B. Perawatan anakan
kalkun.
Bentuk DOT (Day Old Turkey) tak berbeda jauh dengan
DOC. Perawatannya pun juga sama saja. Setelah menetas, kalkun kecil perlu
dipisah dalam kandang tersendiri. Di kandang tersebut kita sediakan penghangat
berupa lampu dan juga plastik penutup saat malam hari. Suhu kandang untuk
kalkun anakan ini sekitar 30-38 derajat celcius. Kalkun kecil membutuhkan
makanan khusus untuk pencernaannya yang belum kuat. Makanan yang paling baik
adalah konsentrat BR1 yang dicampur dan diremas bersama tahu putih dengan
perbandingan 1:1. Selain makanan tersebut, kalkun jangan diberi makanan lain.
Sampai umur dua bulan, makanan tersebut tidak perlu diganti atau ditambah
dengan makanan lain.
Biasanya masalah
kematian pada DOT ini berkaitan dengan makanan, air dan penghangat. Jika anakan
kalkun diberi makanan yang salah, maka mereka bisa mati. Kematian juga
disebabkan anak kalkun basah terkena air minum sehingga kedinginan. Kandang
yang kurang hangat juga menyebabkan anakan
kalkun mati.