TATA LAKSANA PEMELIHARAAN KALKUN

KANDANG DAN MAKANAN
A.    Kandang
1.      Kandang untuk mengumbar
Kalkun membutuhkan ruangan untuk bergerak dan beraktivitas sehari-hari (termasuk perkawinan). Untuk itu diperlukan lokasi yang berguna sebagai umbaran. Lokasi umbaran ini harus dikelilingi pagar yang rapat agar aman. Sebenarnya, kalkun bukan tergolong hewan yang senang melarikan diri. Penggunaan pagar lebih bermaksud untuk menjaga keamanan dari tangan jahil dan binatang pengganggu lainnya.
Untuk memelihara 50-70 ekor indukan, kandang umbaran seluas 5x10 meter sudah cukup. Jika kita menanam sayuran di lokasi kandang ini, maka lokasi tanaman juga perlu dipagar agar tidak habis oleh kalkun. Sayuran yang biasa dikonsumsi yaitu:
-Sawi
-Kangkung
-Genjer
-Eceng gondok
-Daun pepaya
-Daun pisang
Som jawa
Selada air
Dan sebagainya.
2.      Kandang kalkun umur 0-30 hari
Kalkun yang berumur satu minggu sampai satu bulan membutuhkan kandang boks yang hangat. Kandang dapat dibuat dari bambu atau kayu, atau kawat strimin dengan rangka kayu. Kandang kawat sangat membantu jika didaerah kita banyak terdapat hama tikus. Agar praktis, kandang dibuat ukuran panjang 1 meter, lebar 80 cm, tinggi 40 cm dan kaki-kaki setinggi 10 cm atau menyesuaikan dengan keadaan. Kandang dengan luasan seperti diatas cukup untuk menampung 20 ekor kalkun. Sebagai alas kandang, gunakan lapisan koran. Koran akan menyerap cairan yang berasal dari kotoran atau sisa minuman. Jika koran sudah jenuh air dan penuh kotoran, kita tinggal angkat, buang dan ganti dengan koran yang baru.
Pada umur 1,5 sampai 2,5 bulan, kalkun sudah mengalami perkembangan yang lumayan. Untuk itu kalkun perlu menempati kandang yang lebih lega. Untuk kandangnya, sama dengan kandang kalkun berumur 0-1 bulan diatas. Hanya saja populasinya perlu dikurangi menjadi sepuluh ekor kalkun saja.
3.      Kandang kalkun umur 2,5 bulan ke atas            
Kalkun berumur 2,5 bulan ukuran kandangnya yaitu panjang 2 meter, tinggi 70 cm, lebar 80 cm dan kaki-kaki menyesuaikan pada kondisi setempat. Kandang dengan luasan seperti diatas diisi dengan 20 ekor kalkun. Saat kalkun berumur 3 bulan, maka populasinya dikurangi menjadi 10 ekor/kandang. Kemudian pada umur 3,5 bulan, dikurangi lagi sehingga dalam satu kandang hanya terdapat 8 ekor kalkun.
Pada umur 3 bulan, kalkun harus mulai dipisah-pisah menurut jenis kelaminnya. Jadi, antara kandang jantan dan kandang betina dibuat sendiri-sendiri. Kalkun jantan juga mulai diseleksi untuk mendapatkan calon pejantan yang baik. Kalkun jantan yang kurang bagus kita gunakan sebagai kalkun potong.
4.      Kandang lantai
Selain menempati kandang boks, kalkun mulai umur 2 bulan keatas  juga bisa menempati kandang lantai. Ukuran kandang lantai ini, sebagai contoh,  panjang 6 meter, lebar 3 meter, dengan tinggi menyesuaikan dengan keadaan.  Tentu saja ukuran ini tidak baku dan melihat pada kondisi setempat. Populasi kandang lantai ini sekitar 20-30 ekor untuk tiap meter perseginya.  Jadi kita bisa menghitung sendiri ukuran kandang dan isinya.
                                                    
5.      Kandang pejantan                           
Kalkun pejantan mutlak harus diberi kandang boks tersendiri. Ini berguna agar kalkun tidak berkelahi yang akan mengakibatkan luka dan bulu rontok. Ukuran kandang untuk pejantan ini 80x80x80 cm. Kandang juga dibuat berkaki. Tiap satu kandang hanya berisi satu kalkun saja.
6.      Kandang untuk mengeram
     Saat bertelur dan mengeram, kalkun harus disediakan kandang khusus. Kandang ini berupa boks dengan ukuran 40x40x40 cm. Sebagai alasnya, bisa ditaruh merang/tangkai padi. Jika kita memelihara kalkun dalam jumlah banyak, maka kandang pengeraman ini juga harus disediakan dalam jumlah banyak. Jumlahnya bisa disesuaikan sesuai dengan jumlah indukan yang ada.
B.      Tempat makan minum.
Tempat makan dan minum untuk kalkun disesuaikan dengan umurnya. Untuk kalkun kecil, buatlah tempat makan dari bahan bambu yang panjangnya 40 cm  dan berdiameter 8-10 cm yang dibelah dua. Cara membelahnya tidak sama tapi untuk bagian yang digunakan lebih besar, kira-kira 2/3 luas penampang. Bagian bawah bambu kita beri tahanan/alas supaya tidak terguling. Tempat makan ini cukup untuk memberi makan 20-25 ekor kalkun kecil.
Selain tempat makan dari bambu, tempat makan yang praktis bisa terbuat dari tempat minum yang biasa dijual di poultry shop. Jadi, dalam tempat minum itu kita isikan makanan untuk kalkun.
Untuk kalkun dewasa, tempat makan bisa berupa wadah plastik seperti baskom kecil. Jika mau dibuat sendiri, bahannya bisa dari kayu untuk bagian tepinya, dan tripleks sebagai alasnya. Untuk tempat makan kalkun dewasa ini sebenarnya sangat fleksibel, yang penting kalkun bisa makan bersama-sama tanpa kesulitan.
Sebagai tempat minum, bisa kita gunakan tempat minum untuk ayam pedaging. Tempat minum ini mudah kita dapatkan di toko-toko. Untuk kalkun kecil, penempatannya perlu diatur agar tidak membahayakan. Posisi tempat minum harus agak tinggi agar kalkun tidak mudah masuk ke bagian tempat yang berisi air. Usahakan agar saat menggantung tempat minum ini tidak terlalu tinggi agar kalkun tidak susah saat minum.
Kalkun adalah hewan yang tidak memerlukan banyak air, terutama yang kecil. Jika kita memberi air terlalu banyak, kalkun akan berkurang nafsu makannya dan gampang terkena penyakit. Untuk itu, waktu minum harus diawasi. Setelah makan, kalkun kita beri minum. Setelah semua selesai minum, tempat minum diambil/disingkirkan dari kandang.
C.    Ransum untuk kalkun
Kalkun adalah hewan yang tidak begitu pemilih. Artinya, jenis-jenis makanan seperti bekatul, sisa nasi, sisa sayur dan sejenisnya, bisa dipakai. Akan tetapi untuk pemeliharaan yang intensif, kita harus mengetahui jenis dan kebutuhan perharinya.
Kalkun kecil dan kalkun dewasa membutuhkan ransum yang berbeda macam dan porsinya. Dari jenisnya, makanan yang biasa dikonsumsi kalkun untuk hidupnya adalah:
1.      Konsentrat.
Konsentrat yang diberikan untuk kalkun adalah konsentrat jenis BR yang harganya dipasaran Rp 5000/kilogram. pemberian konsentrat BR disesuaikan menurut umur kalkun. Seperti kita ketahui, dipasaran terdapat konsentrat jenis BR1 dan BR 2. Selain konsentrat, ada juga ransum untuk penggemukan seperti polar. Untuk penguat tulang, konsentrat jenis AD1 juga bisa diberikan kepada kalkun.
2.      Bekatul.
Bekatul sebagai salah satu bahan campuran makanan ini diberikan pada kalkun dewasa. Bekatul atau dedak bisa kita dapatkan di warung-warung, poultry shop atau penggilingan padi. Untuk jenisnya, bekatul dibagi menjadi dua yaitu bekatul kasar dan bekatul halus. Bekatul kasar biasanya masih mengandung banyak sekali kulit padi. Untuk itu, usahakan memberi kalkun-kalkun peliharaan dengan bekatul halus.
3.      Tahu.
Tahu yang kita pergunakan adalah tahu putih tawar (bukan yang asin) yang belum digoreng. Bahan makanan kalkun muda ini mudah kita dijumpai dimana-mana. Yang perlu diwaspadai, jangan sampai membeli tahu yang berpengawet untuk non makanan seperti formalin. Agar lebih hemat kita dapat membeli tahu ini dengan cara berlangganan di tempat pembuatan/pabrik. Untuk  tahu yang disimpan dalam kulkas/frezzer, sebelum digunakan sebagai ransum, rendam dahulu dalam air panas selama beberapa saat.
4.      Hijauan.
Hijauan (sebagai sumber vitamin) paling populer bagi kalkun adalah daun pisang. Cara menyajikannya bahkan sangat mudah. Kita hanya perlu memetik daun pisang dengan pisau dan langsung melemparkannya ke kerumunan kalkun. Dengan lahap pasti kalkun-kalkun tersebut akan memakannya sampai habis.
Selain daun pisang, beberapa hijauan seperti kangkung, sawi, daun pepaya dan sebagian jenis sayuaran juga disukai kalkun. Untuk itu, tidak ada salahnya membudidayakan tanaman ini sebelum kalkun-kalkun muda mengisi kandang kita.
5.      Nasi aking.
Nasi aking adalah nasi sisa yang dicuci bersih dan dijemur sampai kering. Makanan ini juga salah satu makanan sumber karbohidrat yang disukai kalkun. Untuk menyajikannya, kita harus terlebih dahulu merendamnya dalam air panas agar lebih lunak. Saat membeli nasi aking, kita harus memilih yang bersih dan tidak tercampur bahan lain.

PEMELIHARAAN

PEMELIHARAAN
A.    Pemeliharaan kalkun kecil (umur 2 bulan)
Sebagai langkah awal pemeliharaan, kita sebaiknya membeli bibit kalkun  yang berumur dua bulan. Di tangan pemula, bibit berumur dua bulan ini tidak merepotkan. Lain dengan kalkun umur sehari sampai satu bulan yang masih perlu penanganan khusus. Jika kita ingin membeli kalkun kecil berumur dua bulan, perhatikan beberapa hal seperti: kalkun mempunyai penampilan yang sehat, gesit, normal tidak cacat, kotoran kalkun berbentuk kering, tidak encer, tidak berwarna putih atau hijau, tidak terdapat luka dan sudah divaksin.
Kalkun berumur dua bulan dipelihara dalam kandang boks berkaki. Sebagai penerangan gunakan lampu bohlam. Untuk menjaga dari angin, setiap malam kandang kita tutup dengan plastik. Plastik ini bisa plastik bekas atau baru, karena fungsinya sama saja. Setiap malam, kalkun kecil ini harus kita lihat, apakah sudah cukup hangat. Jika kalkun masih terlihat berkerumun didekat lampu, berarti kita harus tambahkan lagi lampunya.
Setiap hari, kandang kalkun kita keluarkan bersama isinya, untuk dijemur. Penjemuran ini berfungsi agar kalkun lebih sehat. Waktu yang tepat untuk penjemuran ini antara jam 8-10 pagi. Saat kandang dijemur, bersihkan ruangan dari kotoran kalkun. Kotoran kalkun dari kandang ditumpuk dalam lokasi tersendiri. Sebagai makanannya, kalkun kecil ini kita beri ransum yang bahannya terdiri dari:
bekatul halus             :1 kilogram
sayuran                         :1,5 kilogram
konsentrat BR1         :1 kilogram
Bahan-bahan ini kita campur dengan air hangat sampai membentuk adonan yang tidak terlampau lembek. Ransum tersebut cukup untuk satu kali makan untuk sekitar 50 ekor kalkun.
Untuk minumnya, kita sediakan air matang yang ditaruh dalam tempat minum yang bisa kita peroleh di toko-toko peternakan. Kalkun yang kita pelihara sebaiknya tidak dibiarkan minum air hujan karena akan gampang sakit.

A.    Pemeliharaan kalkun dewasa (4 bulan keatas)
Setelah berumur 4 bulan, kalkun bisa mulai diumbar. Pada umur tersebut kalkun sudah lebih tahan terhadap cuaca dan kemungkinan terserang penyakit. Jika masih tersedia kandang boks, kalkun bisa dimasukkan kandang lagi saat sore harinya. Jika tidak,  harus disediakan kandang khusus yang aman dari gangguan saat malam hari.
Makanan untuk kalkun muda ini sedikit berbeda jenis dan dosisnya. Untuk 60 ekor yang terdiri dari 50 betina dan 10 jantan, dalam satu kali makan kita harus menyediakan makanan yang terdiri dari:
bekatul                 :5 kilogram,
BR1                      :3 kilogram,
sayur                     :4 kilogram,
       Makanan kalkun muda ini kita taruh dalam baskom plastik atau wadah seadanya. Biasanya, kalkun-kalkun ini akan makan bersama-sama dan tidak berebut. Jika ada seekor kalkun yang nakal saat makan, segera pisahkan dan beri makan dalam wadah tersendiri. Kalkun muda berumur tiga bulan ini saat siang hari kita berikan sayuran sebagai camilan. Sayuran yang biasa dikonsumsi adalah daun papaya, daun pisang dan sayuran lainnya.
B.     Pemeliharaan kalkun dewasa.
Setelah berusia 6 bulan kalkun bisa disebut kalkun dewasa. Kalkun usia dewasa ini tidak hanya dipelihara dalam kandang boks terus tetapi harus diumbar. Makanan yang diberikan pada kalkun dewasa tidak berbeda dengan kalkun muda. Hanya saja untuk nasi aking dan katul perlu ditambah. Jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.

Saat kalkun menjadi dewasa, biasanya akan sering terjadi pertarungan antar pejantan. Selain berebut pasangan, pertarungan ini juga terjadi saat berebut makanan. Untuk antisipasinya, kalkun yang nakal perlu kita kurung dalam kandang tersendiri.
Setelah beberapa kali bertelur, betina-betina yang dalam keadaan istirahat dan mbrodol juga perlu kita kelompokkan. Saat mbrodol, bulu-bulu kalkun akan rontok. Setelah bulu kembali pulih, kalkun siap untuk kembali kawin.
A.    Pemeriksaan berkala bobot kalkun
Kalkun yang sehat ditandai dengan nafsu makannya yang baik, kotorannya berwarna normal dan gerak-geriknya yang gesit. Selain itu, kalkun sehat juga dilihat dari bobotnya yang normal jika ditimbang. Bobot yang dimaksud disini adalah berat hidup kalkun per usia.
Tentu saja bobot kalkun berhubungan erat dengan konsumsi dan gizinya. Mengirit pakan membuat kalkun tidak bisa gemuk. Terlalu banyak pakan juga menyebabkan pengeluaran kita boros. Untuk itu kita perlu mengetahui berapa standar  asupan pakan tiap harinya.

A.    Sexing/menentukan jenis kelamin
Sexing pada kalkun dilakukan agar kita gampang mengelompokkan menurut jenis. Jika pada unggas lain sexing dilakukan dengan mengamati kloaka, maka pada kalkun lain lagi. Pada kalkun jantan ada semacam benjolan di leher. Para peternak biasa menamai benjolan ini dengan nama puser atau pusar.  Pusar ini berupa tonjolan yang kelak akan ditumbuhi rambut. Jika terdapat tonjolan, dapat dipastikan kalkun tersebut adalah kalkun jantan.
             Pada kalkun jantan, gelambir bagian bawah lebih lebar dan terdapat benjolan yang lebih besar-besar. Yang terakhir, tonjolan pial diatas paruh pada kalkun jantan usia tiga bulan lebih panjang dan bisa ditarik.
Untuk pemula, sexing lebih mudah dilakukan pada usia tiga bulan. Kurang dari usia tersebut diperlukan kecermatan karena tanda-tanda diatas masih belum jelas terlihat. Untuk peternak yang berpengalaman, menentukan jenis kelamin kalkun bisa dilakukan mulai kalkun berumur kurang dari satu minggu.
Di pasaran, beberapa pedagang nakal sering memotong pial bagian atas agar terlihat seperti kalkun betina. Cara-cara ini jelas tidak dianjurkan. Untuk itu kita harus berhati-hati. Sebisa mungkin jangan membeli kalkun di pasar jika kita belum berpengalaman. Kalkun dari pasar juga tidak jelas asal-usul dan kesehatannya. Bisa saja kalkun yang kita beli membawa bibit penyakit sesampainya dirumah.
Setelah dilakukan sexing, kita harus mengatur perbandingan jantan dan betina. Perlu diketahui bahwa kalkun bisa bertelur walaupun tidak dikawini oleh pejantan. Telur yang fertile ini jika menetas akan menghasilkan anak kalkun yang kurang sehat dan biasanya berjenis kelamin jantan.  Untuk itu kita harus menyediakan pejantan dalam jumlah yang cukup. Idealnya, untuk empat atau lima ekor betina, kita gunakan satu pejantan.
B.     Perkawinan
Saat berusia enam bulan, kalkun sudah cukup umur dan siap untuk dikawinkan. Kalkun bisa melakukan perkawinan secara alami maupun dibantu. Kalkun jantan yang siap kawin ditandai dengan ciri-ciri selalu mengejar-ngejar betina dan kerap bertarung dengan pejantan lain. Kalkun yang terlalu galak dan kerap bertarung perlu dipisah dalam kandang tersendiri.
Pada pasangan kalkun yang besarnya sama, perkawinan tidak sulit dilakukan. Walaupun begitu, saat perkawinan kita harus turut mengamati apakah terjadi ketidak-wajaran. Jika sudah selesai, kalkun betina dapat kita beri tanda pita di kakinya. Demikian seterusnya sampai semua betina sudah dikawini oleh pejantan. Dengan tanda pita tersebut kita bisa tahu jika kalkun bertelur, maka telurnya adalah telur yang bisa menetas. Lain dengan telur yang dihasilkan tanpa perkawinan.
Kadang-kadang, kita mempunyai pejantan bertubuh besar yang ingin kita kawinkan dengan betina muda. Perbedaan tubuh ini merupakan masalah dalam perkawinan. Kalkun jantan bertubuh besar akan menindih sambil mencengkeram betina dengan jari-jarinya yang tajam. Jika ini terjadi, biasanya betina akan kewalahan dan bulu-bulunya rusak. Untuk itu, perkawinan harus dibantu secara manual. Caranya, kita memegangi betina dan mengamankan tubuhnya dari cengkeraman cakar pejantan. Setelah selesai, pejantan bertubuh besar ini kita pisahkan agar tidak berkelahi atau kawin diluar pengawasan kita.


Salah satu aktivitas kalkun betina yang sering disalah-artikan adalah saat kalkun berjemur. Saat berjemur ini kalkun akan tiduran dengan posisi sayap terbuka (kekipu). Aktivitas ini kadang diartikan sebagai tanda bahwa kalkun birahi, padahal tidak. Jika kalkun belum siap kawin kemudian dikawinkan, akan mengakibatkan beberapa hal seperti:
-Telurnya sedikit dan ada yang bentuknya abnormal
-Daya tetasnya rendah
-DOT-nya lemah
-Induk gampang sakit bahkan mati saat mengeram
A.    Pengeraman.
Untuk pengeraman, kalkun dibuatkan kandang khusus yang berbentuk boks. Jika kalkun yang mengeram banyak, maka kandang dibuat berderet-deret untuk memudahkan pengawasan dan menghemat tempat. Kandang ini bisa dibuat dari kayu, bambu ataupun tripleks. Sebagai alasnya, kita bisa memberikan kain-kain bekas atau merang kering. Kalkun ini mempunyai masa mengeram selama 28 hari. Untuk memacu produksi, telur kalkun ini bisa kita ambil dan ditetaskan dalam mesin. Setelah beristirahat selama dua minggu setelah bertelur, kalkun bisa kembali dikawinkan.
Sebelum kembali kawin, kalkun betina harus kita karantina dalam kandang tersendiri selama 2 minggu.
Kalkun yang telurnya selalu diambil untuk ditetaskan, akan kehilangan naluri mengeram. Jika sudah demikian, selama hidupnya kalkun tidak akan pernah mengeram. Di satu sisi, hal ini bagus untuk produktivitas. Tapi banyak peternak yang merasa kasihan dengan kalkun seperti ini. Untuk pencegahannya, kalkun juga harus diberi kesempatan mengeram. Jika dalam dua atau tiga periode bertelur pengeramannya dilakukan dengan mesin, maka selanjutnya diselingi dengan satu kali mengeram.
B.     Perawatan anakan kalkun.
Bentuk DOT (Day Old Turkey) tak berbeda jauh dengan DOC. Perawatannya pun juga sama saja. Setelah menetas, kalkun kecil perlu dipisah dalam kandang tersendiri. Di kandang tersebut kita sediakan penghangat berupa lampu dan juga plastik penutup saat malam hari. Suhu kandang untuk kalkun anakan ini sekitar 30-38 derajat celcius. Kalkun kecil membutuhkan makanan khusus untuk pencernaannya yang belum kuat. Makanan yang paling baik adalah konsentrat BR1 yang dicampur dan diremas bersama tahu putih dengan perbandingan 1:1. Selain makanan tersebut, kalkun jangan diberi makanan lain. Sampai umur dua bulan, makanan tersebut tidak perlu diganti atau ditambah dengan makanan lain.
Biasanya masalah kematian pada DOT ini berkaitan dengan makanan, air dan penghangat. Jika anakan kalkun diberi makanan yang salah, maka mereka bisa mati. Kematian juga disebabkan anak kalkun basah terkena air minum sehingga kedinginan. Kandang yang kurang hangat  juga menyebabkan anakan kalkun mati.

TATA LAKSANA PEMELIHARAAN

-->
KANDANG DAN MAKANAN

A.    Kandang

1.      Kandang untuk mengumbar
Kalkun membutuhkan ruangan untuk bergerak dan beraktivitas sehari-hari (termasuk perkawinan). Untuk itu diperlukan lokasi yang berguna sebagai umbaran. Lokasi umbaran ini harus dikelilingi pagar yang rapat agar aman. Sebenarnya, kalkun bukan tergolong hewan yang senang melarikan diri. Penggunaan pagar lebih bermaksud untuk menjaga keamanan dari tangan jahil dan binatang pengganggu lainnya.
Untuk memelihara 50-70 ekor indukan, kandang umbaran seluas 5x10 meter sudah cukup. Jika kita menanam sayuran di lokasi kandang ini, maka lokasi tanaman juga perlu dipagar agar tidak habis oleh kalkun. Sayuran yang biasa dikonsumsi yaitu:
-Sawi
-Kangkung
-Genjer
-Eceng gondok
-Daun pepaya
-Daun pisang
Som jawa
Selada air
Dan sebagainya.
2.      Kandang kalkun umur 0-30 hari
Kalkun yang berumur satu minggu sampai satu bulan membutuhkan kandang boks yang hangat. Kandang dapat dibuat dari bambu atau kayu, atau kawat strimin dengan rangka kayu. Kandang kawat sangat membantu jika didaerah kita banyak terdapat hama tikus. Agar praktis, kandang dibuat ukuran panjang 1 meter, lebar 80 cm, tinggi 40 cm dan kaki-kaki setinggi 10 cm atau menyesuaikan dengan keadaan. Kandang dengan luasan seperti diatas cukup untuk menampung 20 ekor kalkun. Sebagai alas kandang, gunakan lapisan koran. Koran akan menyerap cairan yang berasal dari kotoran atau sisa minuman. Jika koran sudah jenuh air dan penuh kotoran, kita tinggal angkat, buang dan ganti dengan koran yang baru.
Pada umur 1,5 sampai 2,5 bulan, kalkun sudah mengalami perkembangan yang lumayan. Untuk itu kalkun perlu menempati kandang yang lebih lega. Untuk kandangnya, sama dengan kandang kalkun berumur 0-1 bulan diatas. Hanya saja populasinya perlu dikurangi menjadi sepuluh ekor kalkun saja.
3.      Kandang kalkun umur 2,5 bulan ke atas            
Kalkun berumur 2,5 bulan ukuran kandangnya yaitu panjang 2 meter, tinggi 70 cm, lebar 80 cm dan kaki-kaki menyesuaikan pada kondisi setempat. Kandang dengan luasan seperti diatas diisi dengan 20 ekor kalkun. Saat kalkun berumur 3 bulan, maka populasinya dikurangi menjadi 10 ekor/kandang. Kemudian pada umur 3,5 bulan, dikurangi lagi sehingga dalam satu kandang hanya terdapat 8 ekor kalkun.
Pada umur 3 bulan, kalkun harus mulai dipisah-pisah menurut jenis kelaminnya. Jadi, antara kandang jantan dan kandang betina dibuat sendiri-sendiri. Kalkun jantan juga mulai diseleksi untuk mendapatkan calon pejantan yang baik. Kalkun jantan yang kurang bagus kita gunakan sebagai kalkun potong.
4.      Kandang lantai
Selain menempati kandang boks, kalkun mulai umur 2 bulan keatas  juga bisa menempati kandang lantai. Ukuran kandang lantai ini, sebagai contoh,  panjang 6 meter, lebar 3 meter, dengan tinggi menyesuaikan dengan keadaan.  Tentu saja ukuran ini tidak baku dan melihat pada kondisi setempat. Populasi kandang lantai ini sekitar 20-30 ekor untuk tiap meter perseginya.  Jadi kita bisa menghitung sendiri ukuran kandang dan isinya.
                                                    


5.      Kandang pejantan                           
Kalkun pejantan mutlak harus diberi kandang boks tersendiri. Ini berguna agar kalkun tidak berkelahi yang akan mengakibatkan luka dan bulu rontok. Ukuran kandang untuk pejantan ini 80x80x80 cm. Kandang juga dibuat berkaki. Tiap satu kandang hanya berisi satu kalkun saja.
6.      Kandang untuk mengeram
     Saat bertelur dan mengeram, kalkun harus disediakan kandang khusus. Kandang ini berupa boks dengan ukuran 40x40x40 cm. Sebagai alasnya, bisa ditaruh merang/tangkai padi. Jika kita memelihara kalkun dalam jumlah banyak, maka kandang pengeraman ini juga harus disediakan dalam jumlah banyak. Jumlahnya bisa disesuaikan sesuai dengan jumlah indukan yang ada.

B.      Tempat makan minum.
Tempat makan dan minum untuk kalkun disesuaikan dengan umurnya. Untuk kalkun kecil, buatlah tempat makan dari bahan bambu yang panjangnya 40 cm  dan berdiameter 8-10 cm yang dibelah dua. Cara membelahnya tidak sama tapi untuk bagian yang digunakan lebih besar, kira-kira 2/3 luas penampang. Bagian bawah bambu kita beri tahanan/alas supaya tidak terguling. Tempat makan ini cukup untuk memberi makan 20-25 ekor kalkun kecil.
Selain tempat makan dari bambu, tempat makan yang praktis bisa terbuat dari tempat minum yang biasa dijual di poultry shop. Jadi, dalam tempat minum itu kita isikan makanan untuk kalkun.
Untuk kalkun dewasa, tempat makan bisa berupa wadah plastik seperti baskom kecil. Jika mau dibuat sendiri, bahannya bisa dari kayu untuk bagian tepinya, dan tripleks sebagai alasnya. Untuk tempat makan kalkun dewasa ini sebenarnya sangat fleksibel, yang penting kalkun bisa makan bersama-sama tanpa kesulitan.
Sebagai tempat minum, bisa kita gunakan tempat minum untuk ayam pedaging. Tempat minum ini mudah kita dapatkan di toko-toko. Untuk kalkun kecil, penempatannya perlu diatur agar tidak membahayakan. Posisi tempat minum harus agak tinggi agar kalkun tidak mudah masuk ke bagian tempat yang berisi air. Usahakan agar saat menggantung tempat minum ini tidak terlalu tinggi agar kalkun tidak susah saat minum.
Kalkun adalah hewan yang tidak memerlukan banyak air, terutama yang kecil. Jika kita memberi air terlalu banyak, kalkun akan berkurang nafsu makannya dan gampang terkena penyakit. Untuk itu, waktu minum harus diawasi. Setelah makan, kalkun kita beri minum. Setelah semua selesai minum, tempat minum diambil/disingkirkan dari kandang.

C.    Ransum untuk kalkun
Kalkun adalah hewan yang tidak begitu pemilih. Artinya, jenis-jenis makanan seperti bekatul, sisa nasi, sisa sayur dan sejenisnya, bisa dipakai. Akan tetapi untuk pemeliharaan yang intensif, kita harus mengetahui jenis dan kebutuhan perharinya.
Kalkun kecil dan kalkun dewasa membutuhkan ransum yang berbeda macam dan porsinya. Dari jenisnya, makanan yang biasa dikonsumsi kalkun untuk hidupnya adalah:

1.      Konsentrat.
Konsentrat yang diberikan untuk kalkun adalah konsentrat jenis BR yang harganya dipasaran Rp 5000/kilogram. pemberian konsentrat BR disesuaikan menurut umur kalkun. Seperti kita ketahui, dipasaran terdapat konsentrat jenis BR1 dan BR 2. Selain konsentrat, ada juga ransum untuk penggemukan seperti polar. Untuk penguat tulang, konsentrat jenis AD1 juga bisa diberikan kepada kalkun.
2.      Bekatul.
Bekatul sebagai salah satu bahan campuran makanan ini diberikan pada kalkun dewasa. Bekatul atau dedak bisa kita dapatkan di warung-warung, poultry shop atau penggilingan padi. Untuk jenisnya, bekatul dibagi menjadi dua yaitu bekatul kasar dan bekatul halus. Bekatul kasar biasanya masih mengandung banyak sekali kulit padi. Untuk itu, usahakan memberi kalkun-kalkun peliharaan dengan bekatul halus.
3.      Tahu.
Tahu yang kita pergunakan adalah tahu putih tawar (bukan yang asin) yang belum digoreng. Bahan makanan kalkun muda ini mudah kita dijumpai dimana-mana. Yang perlu diwaspadai, jangan sampai membeli tahu yang berpengawet untuk non makanan seperti formalin. Agar lebih hemat kita dapat membeli tahu ini dengan cara berlangganan di tempat pembuatan/pabrik. Untuk  tahu yang disimpan dalam kulkas/frezzer, sebelum digunakan sebagai ransum, rendam dahulu dalam air panas selama beberapa saat.
4.      Hijauan.
Hijauan (sebagai sumber vitamin) paling populer bagi kalkun adalah daun pisang. Cara menyajikannya bahkan sangat mudah. Kita hanya perlu memetik daun pisang dengan pisau dan langsung melemparkannya ke kerumunan kalkun. Dengan lahap pasti kalkun-kalkun tersebut akan memakannya sampai habis.
Selain daun pisang, beberapa hijauan seperti kangkung, sawi, daun pepaya dan sebagian jenis sayuaran juga disukai kalkun. Untuk itu, tidak ada salahnya membudidayakan tanaman ini sebelum kalkun-kalkun muda mengisi kandang kita.
5.      Nasi aking.
Nasi aking adalah nasi sisa yang dicuci bersih dan dijemur sampai kering. Makanan ini juga salah satu makanan sumber karbohidrat yang disukai kalkun. Untuk menyajikannya, kita harus terlebih dahulu merendamnya dalam air panas agar lebih lunak. Saat membeli nasi aking, kita harus memilih yang bersih dan tidak tercampur bahan lain.


PEMELIHARAAN
A.    Pemeliharaan kalkun kecil (umur 2 bulan)
Sebagai langkah awal pemeliharaan, kita sebaiknya membeli bibit kalkun  yang berumur dua bulan. Di tangan pemula, bibit berumur dua bulan ini tidak merepotkan. Lain dengan kalkun umur sehari sampai satu bulan yang masih perlu penanganan khusus. Jika kita ingin membeli kalkun kecil berumur dua bulan, perhatikan beberapa hal seperti: kalkun mempunyai penampilan yang sehat, gesit, normal tidak cacat, kotoran kalkun berbentuk kering, tidak encer, tidak berwarna putih atau hijau, tidak terdapat luka dan sudah divaksin.
Kalkun berumur dua bulan dipelihara dalam kandang boks berkaki. Sebagai penerangan gunakan lampu bohlam. Untuk menjaga dari angin, setiap malam kandang kita tutup dengan plastik. Plastik ini bisa plastik bekas atau baru, karena fungsinya sama saja. Setiap malam, kalkun kecil ini harus kita lihat, apakah sudah cukup hangat. Jika kalkun masih terlihat berkerumun didekat lampu, berarti kita harus tambahkan lagi lampunya.
Setiap hari, kandang kalkun kita keluarkan bersama isinya, untuk dijemur. Penjemuran ini berfungsi agar kalkun lebih sehat. Waktu yang tepat untuk penjemuran ini antara jam 8-10 pagi. Saat kandang dijemur, bersihkan ruangan dari kotoran kalkun. Kotoran kalkun dari kandang ditumpuk dalam lokasi tersendiri. Sebagai makanannya, kalkun kecil ini kita beri ransum yang bahannya terdiri dari:
bekatul halus             :1 kilogram
sayuran                         :1,5 kilogram
konsentrat BR1         :1 kilogram
Bahan-bahan ini kita campur dengan air hangat sampai membentuk adonan yang tidak terlampau lembek. Ransum tersebut cukup untuk satu kali makan untuk sekitar 50 ekor kalkun.
Untuk minumnya, kita sediakan air matang yang ditaruh dalam tempat minum yang bisa kita peroleh di toko-toko peternakan. Kalkun yang kita pelihara sebaiknya tidak dibiarkan minum air hujan karena akan gampang sakit.


A.    Pemeliharaan kalkun dewasa (4 bulan keatas)
Setelah berumur 4 bulan, kalkun bisa mulai diumbar. Pada umur tersebut kalkun sudah lebih tahan terhadap cuaca dan kemungkinan terserang penyakit. Jika masih tersedia kandang boks, kalkun bisa dimasukkan kandang lagi saat sore harinya. Jika tidak,  harus disediakan kandang khusus yang aman dari gangguan saat malam hari.
Makanan untuk kalkun muda ini sedikit berbeda jenis dan dosisnya. Untuk 60 ekor yang terdiri dari 50 betina dan 10 jantan, dalam satu kali makan kita harus menyediakan makanan yang terdiri dari:
bekatul                 :5 kilogram,
BR1                      :3 kilogram,
sayur                     :4 kilogram,
       Makanan kalkun muda ini kita taruh dalam baskom plastik atau wadah seadanya. Biasanya, kalkun-kalkun ini akan makan bersama-sama dan tidak berebut. Jika ada seekor kalkun yang nakal saat makan, segera pisahkan dan beri makan dalam wadah tersendiri. Kalkun muda berumur tiga bulan ini saat siang hari kita berikan sayuran sebagai camilan. Sayuran yang biasa dikonsumsi adalah daun papaya, daun pisang dan sayuran lainnya.
B.     Pemeliharaan kalkun dewasa.
Setelah berusia 6 bulan kalkun bisa disebut kalkun dewasa. Kalkun usia dewasa ini tidak hanya dipelihara dalam kandang boks terus tetapi harus diumbar. Makanan yang diberikan pada kalkun dewasa tidak berbeda dengan kalkun muda. Hanya saja untuk nasi aking dan katul perlu ditambah. Jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.


Saat kalkun menjadi dewasa, biasanya akan sering terjadi pertarungan antar pejantan. Selain berebut pasangan, pertarungan ini juga terjadi saat berebut makanan. Untuk antisipasinya, kalkun yang nakal perlu kita kurung dalam kandang tersendiri.
Setelah beberapa kali bertelur, betina-betina yang dalam keadaan istirahat dan mbrodol juga perlu kita kelompokkan. Saat mbrodol, bulu-bulu kalkun akan rontok. Setelah bulu kembali pulih, kalkun siap untuk kembali kawin.
A.    Pemeriksaan berkala bobot kalkun
Kalkun yang sehat ditandai dengan nafsu makannya yang baik, kotorannya berwarna normal dan gerak-geriknya yang gesit. Selain itu, kalkun sehat juga dilihat dari bobotnya yang normal jika ditimbang. Bobot yang dimaksud disini adalah berat hidup kalkun per usia.
Tentu saja bobot kalkun berhubungan erat dengan konsumsi dan gizinya. Mengirit pakan membuat kalkun tidak bisa gemuk. Terlalu banyak pakan juga menyebabkan pengeluaran kita boros. Untuk itu kita perlu mengetahui berapa standar  asupan pakan tiap harinya.


A.    Sexing/menentukan jenis kelamin
Sexing pada kalkun dilakukan agar kita gampang mengelompokkan menurut jenis. Jika pada unggas lain sexing dilakukan dengan mengamati kloaka, maka pada kalkun lain lagi. Pada kalkun jantan ada semacam benjolan di leher. Para peternak biasa menamai benjolan ini dengan nama puser atau pusar.  Pusar ini berupa tonjolan yang kelak akan ditumbuhi rambut. Jika terdapat tonjolan, dapat dipastikan kalkun tersebut adalah kalkun jantan.
             Pada kalkun jantan, gelambir bagian bawah lebih lebar dan terdapat benjolan yang lebih besar-besar. Yang terakhir, tonjolan pial diatas paruh pada kalkun jantan usia tiga bulan lebih panjang dan bisa ditarik.
Untuk pemula, sexing lebih mudah dilakukan pada usia tiga bulan. Kurang dari usia tersebut diperlukan kecermatan karena tanda-tanda diatas masih belum jelas terlihat. Untuk peternak yang berpengalaman, menentukan jenis kelamin kalkun bisa dilakukan mulai kalkun berumur kurang dari satu minggu.
Di pasaran, beberapa pedagang nakal sering memotong pial bagian atas agar terlihat seperti kalkun betina. Cara-cara ini jelas tidak dianjurkan. Untuk itu kita harus berhati-hati. Sebisa mungkin jangan membeli kalkun di pasar jika kita belum berpengalaman. Kalkun dari pasar juga tidak jelas asal-usul dan kesehatannya. Bisa saja kalkun yang kita beli membawa bibit penyakit sesampainya dirumah.
Setelah dilakukan sexing, kita harus mengatur perbandingan jantan dan betina. Perlu diketahui bahwa kalkun bisa bertelur walaupun tidak dikawini oleh pejantan. Telur yang fertile ini jika menetas akan menghasilkan anak kalkun yang kurang sehat dan biasanya berjenis kelamin jantan.  Untuk itu kita harus menyediakan pejantan dalam jumlah yang cukup. Idealnya, untuk empat atau lima ekor betina, kita gunakan satu pejantan.
B.     Perkawinan
Saat berusia enam bulan, kalkun sudah cukup umur dan siap untuk dikawinkan. Kalkun bisa melakukan perkawinan secara alami maupun dibantu. Kalkun jantan yang siap kawin ditandai dengan ciri-ciri selalu mengejar-ngejar betina dan kerap bertarung dengan pejantan lain. Kalkun yang terlalu galak dan kerap bertarung perlu dipisah dalam kandang tersendiri.
Pada pasangan kalkun yang besarnya sama, perkawinan tidak sulit dilakukan. Walaupun begitu, saat perkawinan kita harus turut mengamati apakah terjadi ketidak-wajaran. Jika sudah selesai, kalkun betina dapat kita beri tanda pita di kakinya. Demikian seterusnya sampai semua betina sudah dikawini oleh pejantan. Dengan tanda pita tersebut kita bisa tahu jika kalkun bertelur, maka telurnya adalah telur yang bisa menetas. Lain dengan telur yang dihasilkan tanpa perkawinan.
Kadang-kadang, kita mempunyai pejantan bertubuh besar yang ingin kita kawinkan dengan betina muda. Perbedaan tubuh ini merupakan masalah dalam perkawinan. Kalkun jantan bertubuh besar akan menindih sambil mencengkeram betina dengan jari-jarinya yang tajam. Jika ini terjadi, biasanya betina akan kewalahan dan bulu-bulunya rusak. Untuk itu, perkawinan harus dibantu secara manual. Caranya, kita memegangi betina dan mengamankan tubuhnya dari cengkeraman cakar pejantan. Setelah selesai, pejantan bertubuh besar ini kita pisahkan agar tidak berkelahi atau kawin diluar pengawasan kita.




Salah satu aktivitas kalkun betina yang sering disalah-artikan adalah saat kalkun berjemur. Saat berjemur ini kalkun akan tiduran dengan posisi sayap terbuka (kekipu). Aktivitas ini kadang diartikan sebagai tanda bahwa kalkun birahi, padahal tidak. Jika kalkun belum siap kawin kemudian dikawinkan, akan mengakibatkan beberapa hal seperti:
-Telurnya sedikit dan ada yang bentuknya abnormal
-Daya tetasnya rendah
-DOT-nya lemah
-Induk gampang sakit bahkan mati saat mengeram

A.    Pengeraman.
Untuk pengeraman, kalkun dibuatkan kandang khusus yang berbentuk boks. Jika kalkun yang mengeram banyak, maka kandang dibuat berderet-deret untuk memudahkan pengawasan dan menghemat tempat. Kandang ini bisa dibuat dari kayu, bambu ataupun tripleks. Sebagai alasnya, kita bisa memberikan kain-kain bekas atau merang kering. Kalkun ini mempunyai masa mengeram selama 28 hari. Untuk memacu produksi, telur kalkun ini bisa kita ambil dan ditetaskan dalam mesin. Setelah beristirahat selama dua minggu setelah bertelur, kalkun bisa kembali dikawinkan.
Sebelum kembali kawin, kalkun betina harus kita karantina dalam kandang tersendiri selama 2 minggu.
Kalkun yang telurnya selalu diambil untuk ditetaskan, akan kehilangan naluri mengeram. Jika sudah demikian, selama hidupnya kalkun tidak akan pernah mengeram. Di satu sisi, hal ini bagus untuk produktivitas. Tapi banyak peternak yang merasa kasihan dengan kalkun seperti ini. Untuk pencegahannya, kalkun juga harus diberi kesempatan mengeram. Jika dalam dua atau tiga periode bertelur pengeramannya dilakukan dengan mesin, maka selanjutnya diselingi dengan satu kali mengeram.

B.     Perawatan anakan kalkun.
Bentuk DOT (Day Old Turkey) tak berbeda jauh dengan DOC. Perawatannya pun juga sama saja. Setelah menetas, kalkun kecil perlu dipisah dalam kandang tersendiri. Di kandang tersebut kita sediakan penghangat berupa lampu dan juga plastik penutup saat malam hari. Suhu kandang untuk kalkun anakan ini sekitar 30-38 derajat celcius. Kalkun kecil membutuhkan makanan khusus untuk pencernaannya yang belum kuat. Makanan yang paling baik adalah konsentrat BR1 yang dicampur dan diremas bersama tahu putih dengan perbandingan 1:1. Selain makanan tersebut, kalkun jangan diberi makanan lain. Sampai umur dua bulan, makanan tersebut tidak perlu diganti atau ditambah dengan makanan lain.
Biasanya masalah kematian pada DOT ini berkaitan dengan makanan, air dan penghangat. Jika anakan kalkun diberi makanan yang salah, maka mereka bisa mati. Kematian juga disebabkan anak kalkun basah terkena air minum sehingga kedinginan. Kandang yang kurang hangat  juga menyebabkan anakan kalkun mati.